Kamis, 31 Agustus 2017

Magang aja ada dramanya

     Time flies too fast... dua bulan sudah berlalu sejak liburan semester enam dimulai. Liburan semester enam saat ini liburannya berbeda dengan liburan semester yang lalu dimana waktu itu aku sama teman-temanku memanfaatkan kata “liburan” dengan benar-benar melakukan “liburan”. Kali ini beda, karena liburan semester ini kita diharuskan untuk melakukan pratikum kerja alias magang. I’m feeling so excited. Gua ga sabar mau tau kehidupan kerja itu kek gimana. Eh ternyata kek gini. Okee.. let me to explain my experience and my observation.
    Tanggal 10 Juli adalah tanggal pertama kita mulai magang. Namun, sebelum itu semua terjadi kita harus mengurus beberapa hal keribetan dimulai dari bikin proposal magang, surat pengantar magang, minta tanda tangan persetujuan dosen buat proposal magang, rebutan sama temen seangkatan tentang tempat magang, dan banyak lainnya. Yang paling mengena di hati dan di pikiran adalah saat kita harus rebutan tempat magang sama temen seangkatan. Sleding sana sleding sini. Aku masih ga habis pikir kok bisa ya sleding sana sini padahal sebelum hari h- pembuatan dan penyebaran proposal magang kita udah setor nama instansi untuk kita tempatin di grup whatsapp. Masing-masing perwakilan kelompok magang nulis satu-satu tempat magang mereka dengan tulisan yang dicapslock dan dibold. Keliatan banget kan tuh jelasnya kek gimana kalo tulisan udah DICAPSLOCK DAN DIBOLD. Masih mending pas sledingnya itu ada percakapan sebelumnya yang ngajakkin gantian berdasarkan gelombang 1 dan gelombang 2 (menurut aturan main, satu instansi boleh ditempatin dua kelompok asalkan gelombangnya bergantian dan ada koordinasi antara pihak instansi juga).  Lah ini mah kaga. Bikin bingung. Bikin marah. Bikin pertemanan pecah. Set dah. Dua bulan pertemananku diuji. Dari situ saya belajar, baru juga ini cari tempat magang apalagi cari tempat kerja. Udah beneran dah tuh udah kek di hutan, pada liar semua ga ada perasaannya. Mungkin ku memang manusia kecil yang naif sekali yang selalu menghubungkan semuanya dengan perasaan (perasaanku belum siap menghadapi kejamnya dunia). Tapi pada kenyataannya emang beneran itu yang terjadi. Gegara main sleding akhirnya mereka cari lagi tempat magang yang lain, nunggu lagi kepastian diterima atau enggaknya, padahal waktu magang udah mepet. Yaa.. kurang lebih itulah yang dirasain temanku yang lainnya. Kalo kelompokku yang rasain beda ceritanya. 

Kamis, 01 Juni 2017

Another Story Mabesties

       Bisa kenal sama beberapa orang itu menurutku udah waaaaaaaah banget. Karena aku bukan tipe orang yang bisa berkenalan dengan mudah sama orang. Aku selalu merasa khawatir kalo lagi kenalan. Tiap kenal sama orang, aku merasa takut nanti aku akan memberikan dampak buruk atau memberikan kesialan atau kekurangan ke mereka pokoknya yang tidak mengenakkan hati lah. Walaupun pada nyatanya aku emang suka ngerepotin sih wkwkwkwk. Sekalinya ngerepotin, ngerepotin banget. Seolah-olah udah ketergantungan gitu. Maka dari itu agar ku tidak terlalu ketergantungan sama betis betis ku eh besties. Zzz receh. Aku waktu semester 3 ambil jadwal kuliah yang pisah-sama-the genk. Iya the genk. Karena sering diledekkin "Loh mana genkmu?" Yaudah ku langsung timpalin balik tanpa sungkan-sungkan. "Aku lagi belajar mandiri, keluar sejenak dari genkku."  
     Yup. Aku si bungsu. Si maknae. Si kecil of the genk, out of the genk. Dan ku belajar banyak tentang "orang". Karakter orang yang bener-bener beda, bener-bener ngeselin, bener-bener gatau diri. Semuanyaaaaah. Tapi masih ada juga kok yang bener-bener baik tapi so far yang aku rasain bener-bener baik itu cuma sedikit. Kebanyakan adanya pura-pura baik. Ya begitulah, pokoknya aku belajar banyak dari orang-orang itu. Secaraaa guee yang ga pernah berinteraksi sama orang lain memutuskan untuk berinteraksi ya hasilnya agak shocked dan stres langsung ketika ngadepin mereka. But anyway daripada gue ngomongin mereka mending gue ngomongin temen gue sendiri. Aku juga kalo lagi sama the genk, banyak belajar. Banyak belajar dari Bela, Ipok, Kiki, Melisa, Nupus, bahkan aku juga banyak belajar dari teman-teman cowok sialanku itu, iya si Dipta, Kurnia, Anas, Reza, Daal. Btw Nupus sama Daal baru ku anggep "temen" whahahahaha. Karena waktu semester 1 kan ku jarang ngomong sama mereka berdua. Jadi sekarang ga nyangka aja bisa kenal akrab sama mereka. Walaupun aku merasa kalo Daal itu sampe sekarang kalo sama aku masih gimanaaa gitu. Karena waktu pembagian kelompok magang Daal itu personal chat ke Bela ngomong gini,
"Bel aku melbu kelompokmu po o. Tapi kok aku merasa gembeng yaopo ngono ambe aku. Ambe-an chatku iki hapus yo bel ojo ngomong gembeng sisan." (Haaa? Bela ga apene ngomong ambe aku? Hahahahaha gak mungkin. LOL. Biar ku ember kek gini pun Bela bakal tetep cerita, tapi terus dia istighfar merasa khilaf karena curhat ke aku hahahaha). Maafkan aku yang selalu menjadi pendengar yang baik tapi jadi penghianat pula gaesssss. Ku ga pernah bermaksud buruk, aku hanya bermaksud tiada dusta diantara kita. Ciaaaaaa. Tapi yang curhatan penting tetep confidential kok gaesss trust me. Oke. Lanjut.....

Jumat, 20 Januari 2017

Anxiety

2014, tahun dimana aku berjuang untuk ujian nasional dan ujian masuk ke perguruan tinggi (snmptn/sbmptn). Tahun yang memang pantas untuk diperjuangkan. Pada saat itu hidupku tidak bercanda sama sekali, hari berganti hari aku lalui dengan keseriusan belajar dan berdoa. Bahkan ketika sekarang aku mengingatnya aku masih dapat merasakan keseriusanku itu. Aku tidak menyangka aku dapat motivasi untuk serius begitu kuat. Motivasi ada karena ada alasan yang kuat pula. Alasan: "Jangan gagal seperti kelas 3 SMP lalu". Entah mengapa aku memiliki daya ingat yang luar biasa mengenai kegagalan dan mengenai seseorang yang telah memberikan keburukan kepadaku. Keburukan dalam arti orang yang selalu menganggu/mengusik kehidupanku. Padahal itu sudah berlalu tapi aku masih mengingatnya dengan jelas. Seperti dendam yang selalu tersimpan dalam hati. Namun, apabila dikatakan dendam aku rasa kurang tepat karena pada nyatanya aku masih baik dengan orang-orang tersebut sampai sekarang. "Orang-orang" haha (tertawa miris) ternyata ada beberapa orang bukan satu orang. 

Selasa, 17 Januari 2017

Pelajaran Kehidupan 2016 #Dibuangsayang

Sudah sewajarnya siang berganti malam dan malam berganti siang. Seperti tahun yang setiap tahunnya selalu meningkat sebagai tanda perubahan pula. Namun sejatinya aku hanya manusia biasa yang terkadang sadar akan perubahan dan terkadang tidak sadar. Aku merasa waktu benar-benar cepat berlalu, satu tahun bagaikan satu hari, satu hari bagaikan satu jam, dan satu jam bagaikan satu detik. Berkali-kali aku bertanya kepada diriku, "Apa yang sudah aku lakukan tadi? Apakah itu memberikan kebaikan atau keburukan? Apakah aku tadi menyakiti hati seseorang? Apakah........." Begitu banyak pertanyaan yang ada dipikiranku. Berpaku pada keheningan membuat aku memikirkan hal semacam itu. Belajar memahami kehidupan dan belajar melihat orang lain. Belajar tentang kehidupan yang dimulai dengan hal yang sangat sangat kecil, pelajaran yang mungkin bagi mereka yang melihat dan mendengar berkata "Apaaan sih?".

1. Bunuh kecoa
Pelajaran tentang kehidupan, salah satunya adalah membunuh kecoa. Dalam hidupku selama 19 tahun ini, ini adalah hal pertama yang baru aku lakukan sendiri dan semoga yang terakhir (tapi sepertinya tidak akan menjadi yang terakhir hiks). Bagaimana tidak bisa aku melupakan kejadian ini? Aku membunuh 1 keluarga kecoa dan 1 tetangganya. 1 keluarga terdiri dari nenek kakek yang ku bunuh bersamaan. Kemudian muncul lagi ibu ayah yang kubunuh, lalu kakak perempuan dan kakak laki-laki, dan yang terakhir dua si bungsu. Percayalah waktu itu mereka muncul dengan cara seperti itu. Ewwhh kenapa hal itu masih terbayang pula di otakku. Setelah beberapa hari aku membunuh keluarga itu, terdapat 1 tetangganya yang hendak takziah kemudian dia langsung aku bunuh pula.

Ampas on Vacation

Liburan adalah sekumpulan wacana dan rencana yang kemudian di realisasikan dengan harapan berupa kesenangan (ngomong apaan sih gue). Yuhuuu liburan semester 5 ini adalah hasil dari liburan yang udah direncanakan di semester 4 lalu. Semester 4 kemaren liburan gagal total dikarenakan jadwal tanggal yang tidak tepat dan blablablabla. Padahal udah direncanakan dari jauh jauh jauh hari. Ya begitulah entah kenapa sesuatu yang udah direncanakan itu agak susah untuk direalisasikan. Yak jadi akhirnya jadi deh liburannya di liburan semester 5 ini. Oh iya ini liburannya kita yang ketiga selama kuliah. Yang pertama waktu itu kan ke Malang, kedua ke Banyuwangi, nah yang ketiga ini ke Madiun ayeeyyy. Sebenernya di liburan kali ini tempatnya ga begitu istimewa sih soalnya tempatnya standart banget (whahaha maafkan pok). Yang bikin berkesan itu karena kita pada akhirnya bisa liburan bersembilan! Yey!!!! Gila seneng banget sumpah masa iya gua terharu heeleeh alay tapi emang iya sih. Soalnya kemaren pas ke Malang kan cuma 6 orang (Aku, Ipok, Kiki, Dipta, Anas, Kurnia), ke Banyuwangi juga cuma 7 orang (Aku, Ipok, Kiki, Bela, Dipta, Anas, Kurnia), terus yang ke Madiun ini 9 orang yeeyyy full team gaeesss akhirnya para mantan pada ikutan liburan bareng whahahaha (baca: Melisa dan Reza). Oke skip skip langsung aja nih ku ceritain liburan kita yang kemaren. 

Rencana berangkat ke Madiun adalah jam 9 (kata Kurnia). Berhubung aku udah kenal Kurnia jadi udah taulah kalo ini ga bakalan berangkat tepat jam 9 malem. Karena berangkatnya malem jadi Bela nginepnya ke kosku. Aku langsung ngomong ke Bela tentang estimasi waktu keberangkatan seperti ini:
"Ketika kurnia bilang jam 9 bel, itu artinya dia jam 10 berangkat ke rumahnya Dipta, terus jam 11 baru ambil mobil di rumahnya Kiki, dan akhirnya jam 12 nanti kita baru dijemput dan berangkat."
"Lah kok lama seh Mbeng perkiraan waktumu?"
"Wes taa"
Dan jeng jeng jeng. Bener kan si Kurnia akhirnya jemput kita kita jam 12-an, malem. Gila. 
Dengan segenap kekhawatiran (alah palingan juga cuma gue sama Bela yang khawatir berlebihan yang lainnya mah ez pz) akhirnya kita berdelapan cus berangkat. Dan berikut kejadian-kejadian yang kita alamin selama perjalanan menuju Madiun, di rumahnya Ipok, di villa Safitri, dan di Telaga Ngebel Ponorogo.

 

[IKASW] Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang