Jumat, 20 Januari 2017

Anxiety

2014, tahun dimana aku berjuang untuk ujian nasional dan ujian masuk ke perguruan tinggi (snmptn/sbmptn). Tahun yang memang pantas untuk diperjuangkan. Pada saat itu hidupku tidak bercanda sama sekali, hari berganti hari aku lalui dengan keseriusan belajar dan berdoa. Bahkan ketika sekarang aku mengingatnya aku masih dapat merasakan keseriusanku itu. Aku tidak menyangka aku dapat motivasi untuk serius begitu kuat. Motivasi ada karena ada alasan yang kuat pula. Alasan: "Jangan gagal seperti kelas 3 SMP lalu". Entah mengapa aku memiliki daya ingat yang luar biasa mengenai kegagalan dan mengenai seseorang yang telah memberikan keburukan kepadaku. Keburukan dalam arti orang yang selalu menganggu/mengusik kehidupanku. Padahal itu sudah berlalu tapi aku masih mengingatnya dengan jelas. Seperti dendam yang selalu tersimpan dalam hati. Namun, apabila dikatakan dendam aku rasa kurang tepat karena pada nyatanya aku masih baik dengan orang-orang tersebut sampai sekarang. "Orang-orang" haha (tertawa miris) ternyata ada beberapa orang bukan satu orang. 
Sekarang aku mengerti dengan kisah lemari yang ditancapkan paku ketika seseorang sedang marah. Kemudian ketika dia sudah tidak marah mencabut paku-paku tersebut lalu yang terjadi terdapat lubang bekas paku pada lemari. Sama halnya dengan masa laluku itu kan mungkin memang sudah berlalu mungkin memang benar aku sudah memaafkan dan melupakan rasa sakit yang dulu ada pada hati tapi yang terjadi kejadian itu masih membekas di ingatanku. Itulah sebab kenapa alasanku untuk serius begitu kuat.
Sepertinya alasan itu akan aku butuhkan di tahun 2017 ini. Menjadi mahasiswi di tahun terakhir, membuatku gelisah dan khawatir yang berlebihan. Aku selalu mengalami gejala ini. Seperti aku dibawa oleh mesin waktu ke tempat yang buruk dan gelap. Menakutkan. 
Dimana aku harus mencari beberapa lampu untuk kemudian aku kumpulkan sehingga aku berada di tempat yang terang dan bukan pada tempat yang gelap lagi. Namun sepertinya saat ini untuk mencari lampu-lampu tersebut sangatlah butuh usaha yang sangat keras, karena aku saat ini benar-benar sendiri. Aku jauh dari orang tua dan keluarga. Apabila dulu di tahun 2014 aku bersama mereka kali ini aku jauh dengan mereka. Sedih, sedih sekali. Tapi berkali-kali pula aku mengabaikan rasa sedihku. Aku mengabaikan segala pikiran yang tidak dibutuhkan. Yang aku butuhkan hanyalah fokus dan memberikan yang terbaik untuk mereka. 2017, aku harus kembali serius dalam belajar dan berdoa. Mengabaikan orang-orang yang tidak berguna disekitarku. Fokus menuju jalan lurus yang telah menjadi tujuan utama. Didampingi oleh Allah yang selalu ada untuk hamba-Nya karena sudah cukup jauh jarak antara aku dengan-Nya, aku tidak ingin terlalu jauh, aku tidak ingin tersesat. Aku juga ingin sedekat Allah seperti dulu. Memang dasar manusia, harus sedikit diberikan goncangan baru berpegang pada Tuhannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

[IKASW] Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang